Pembuat cerita: ONO ERIKO
Tokoh : Yamada Miiko | Perempuan| Yamada
Mamoru |Laki-laki, adik pertama Miiko| Yamada
Momo |Adik perempuan Miiko|
Yamada
Kousuke |Ayah Miiko|
Yamada
Rie |Mama Miiko|
Eguchi Tappei |Teman laki-laki
Miiko|
Ogawa
Yukko |Sahabat mIIKO|
Shimura
Mari |Sahabat setia Miiko|
Satou
Kenta |Teman Miiko sekaligus sahabat Yukko|
NOTE: [Chan] dalam bahasa Jepang dalam artian panggilan
untuk istri atau sahabat perempuan.
[kun] Untuk sahabat laki-laki atau suami.
Hai Miiko vol 21 [Aku benci bagi rapot]
Suatu hari di pagi hari
“Mama!
Jangan marah kalau aku tunjunkkan sesuatu ya ma! Janji ya, ma!” Teriak Miiko
dimeja makan sambil memakan roti selai stroberi. “Mana boleh ibu janji padamu
jika ibu belum melihatnya sama sekali!” Sahut ibunya yang sedang mencuci
piring. “Tolong, sekali saja!” Rengek Miiko. “Ada apa, ribut-ribut?” Tanya
Mamoru yang baru saja datang. “Hari ini kan, pembagian rapot,” Jawab ibunya
menatap lesu Mamoru. “Oh...” Mamoru ber-oh ria.
Mamoru
menghampiri Miiko yang sedang makan. “Kakak hari ini pembagian rapot ya? Hari
yang menegangkan...” Kata Mamoru dengan nada mengejek kakaknya. “Huh!!! @x#
#n#” Miiko sebal dan memukul kepala adiknya berkali-kali. “Ouch!! XoX @o@”
Teriak Mamoru kesakitan dan menjambak rambut kakaknya yang sedang memukuli nya.
“HEI!” Teriak sang ibu menyela.
“Apakah
hari ini mama akan berkerja? Kerja lembur kan?” Tanya Miiko menghampiri ibunya
dengan kondisi rambut berantakan dengan memar-memar di wajah. “Mama hari ini
sedang diliburkan,” Jawab ibunya santai. “Sudah lama ibu tidak liburan dan
santai seperti ini. Jadi, mama tidak usah mengantar Momo ke penitipan, karena
mama libur. Mama juga bisa santai dengan Momo. Eh, Miiko nanti langsung pulang
ke rumah ya?” Ujar ibunya yang sedang membopong Momo. “Aku berangkat...” Ujar Miiko tersenyum lesu.
Singkat
waktu
DI
KELAS MIIKO
“Yamada!” Panggil pak guru. “Iya pak,” Jawab Miiko
lemas sambil menuju meja pak guru. “Hem... kau sudah berusaha untuk meningkatkan
nilai belajarmu di bidang menggambar dan juga olah raga,” Ucap gurunya sambil
melihat rapot Miiko yang ingin diserahkan. “I-iya pak,” Jawab Miiko dengan
perasaan senang. “Tapi, saat liburan nanti, kau harus mengerjakan pr tentang
kanji dan Matematika!” Nasehat pak guru seraya memberikan rapot kepada Miiko.
Miiko
menuju kemeja nya seraya membaca nilai rapotnya sendiri.
“Menggambar dan olah raga ‘sangat bagus’..”
“Musik, bahasa, dan PKK, ‘Bagus’...”
“Matematika, Kanji, dan IPS ‘Harus berjuang’!”
“Apa-apaan ini?! Aku sudah berusaha sebaik
mungkin!!” Teriak Miiko kesal melihat nilainya sendiri. Tappei menatap aneh
Miiko yang mengamuk disampingnya.
“Ukh,” Keluh Miiko melihat lagi nilai rapotnya.
“Kalau nilaiku banyak yang nggak bagus, nanti aku
bisa di hajar mamaku! Huwee!!! Aku tidak ingin pembagian rapot!!!” Teriak nya
menjadi-jadi. Kenta dan teman nya menatap terkejut ke arah Miiko.
SIIING~
Yukko,
Mari, dan Miiko pulang bersama. Kebetulan jalan pulang mereka juga sama arah.
“Mari-chan, bagaimana nilai rapot mu?” Tanya Miiko ditengah perjalanan pulang.
“Yah... bagaimana lagi ya? Pasti ibuku bilang, ‘Kau baca dan selalu membuat
komik! Jadi, nilaimu banyak yang menurun! Kau harus banyak belajar dari pada
melakukan hal yang tak berguna seperti itu!’ Pasti ibuku bilang begitu...” Ujar
Mari lesu. “Bagaimana denganmu Miiko?” Tanya Mari penasaran. “Aku pasti kena
marah.. soalnya nilai yang bagus hanya ada dua.” Jawab Miiko tersenyum paksa.
“...”
“Kita perlihatkan nilai masing-masik yuk?” Ajak
Mari kepada dua sahabatnya. “HEH?!”
“Ta-tapi...” Miiko merasa takut.
“Tak apa, kita kan bersahabat? Yukko juga
perlihatkan ya?” Ujar Mari membujuk kedua sahabatnya. Mereka akhirnya saling
bertukar rapot.
Singkat cerita
“Ma-mari-chan! Nilai mu bagus kok! Bahasa, olah raga, dan bahasa sangat
bagus!” Kata Miiko shock melihat nilai Mari yang lebih bagus darinya.
“Miiko, sst!” Mari mengingatkannya untuk tidak
nyaring.
“Rapot Yukko nilainya tinggi-tinggi, hebat!” Puji
Mari.
“Heh..” Ujar Miiko membandingkan nilai rapotnya
dengan milik Yukko. Memang, Yukko sangat pintar.
“HUWEE” tangis Miiko meninggalkan dua sahabatnya
pulang kerumah dengan perasaan sedih. “MIIKO!” Teriak mereka berdua.
SESAMPAINYA
DI RUMAH
“Aku pulang..” Ujar Miiko lesu seraya meletakkan
sepatunya di rak. “Oh, sudah pulang?” Tanya ibunya senyum melihat Miiko. “Ini,
ada pancake kak,” Tawar Mamoru sambil membawa Pancake.
“....”
“Mama
baik, membuatkan pancake untukku.” Ujar Miiko senang. “Mamoru yang minta! Nilai
rapotnya bagus sekali lo, Miiko!” sambil memperlihatkan nilai rapot adiknya.
DI MEJA MAKAN
Hening
“Nah! Miiko, mana rapot mu?” Tagih ibunya mengadah
tangan ke Miiko.
“Jangan
marah,” Ujar Miiko menyerahkan rapotnya. “Ah.. belum apa-apa sudah bilang
begitu!” Ujar mamanya tersenyum manis.
“Miko..”
“Kau berusaha keras sekali!”
“Heh?” Miiko bingung dengan ibunya sendiri. Nilai
anjlok kok bangga?
“Mama! Iya ma, aku sudah berjuang. Mama tahu kan?”
Ujar Miiko sambil memeluk ibunya.
TING... TONG...
“Lho, Yukko? Ada apa?” Tanya Miiko menghampiri
Yukko.
“Ayo masuk,”
“Selamat datang Yukko-chan,” Sapa ibu Miiko
tersenyum senang.
“Miiko, begini... rapot kita tertukar.” Jelas
Yukko lalu menyerahkan rapot Miiko. Miiko menyerahkan rapot Yukko.
“Nanti kita bikin prnya bersama-sama ya? Dadah..”
Pamit Yukko pada Miiko.
“Iya,” Ujar Miiko melambaikan tangannya pada
Yukko.
“Apa?! Kalian tukeran rapot?”
“Ahahaa.... Habisnya sih.. Mari-chan...”
“Miiko! Tetap disana!” Teriak ibunya marah setelah
mengetahui nilai anaknya yang sebenarnya.
“Huff..”
“Wah, Mamoru hebat!” Puji ayahnya saat Mamoru
memperlihatkan rapot.
Mamoru hanya tersenyum senang, sambil menggaruk
kepalanya yang tidak gatal.
“Ini, rapot Miiko ya? Wah.. olah raga dan
menggambar nilainya sangat bagus!” “Biarpun nilaimu banyak yang rendah.. tapi,
kamu selalu hadir di sekolah!” Puji ayahnya.
“Kalau Mamoru, tidak hadir dua hari karena flu,”
Ujar ayahnya lagi. “Papa, berusaha memuji aku ya?” Kata Miiko menatap sebal
ayahnya. “Catatan dari guru, ‘Periang, suka berteman, dan menghabiskan waktu
bersama teman.’ Bagus sekali. Tiap hari masuk kesekolah dengan semangat.. Punya
banyak teman, Tidak ada yang lebih bagus dari pada ini ya kan, Miiko?”
“Ayah..”
“Miiko sayang dengan papa! Papah, ini Miiko
tambahin air minum dan kue buat papah!” Ucap Miiko sangat senang.
“Kamu terlalu memanjakan Miiko Kousuke-kun,” Ujar
ibunya menegur suaminya.
“Miiko manis kok,” Jawab ayahnya tersenyum dengan
istrinya.
“Tapi, walaupun begitu, kau harus membuat pr kanji
dan matematika selama liburan sekolah!” Ujar ayah dan ibunya bersamaan.
“....”
TAMAT